Jumat, 14 Juni 2013

Gowes-Gowes Men!!!

perahu kertas ku kan melaju
membawa surat cinta bagimu
kata kata yang sedikit gila
tapi ini a..(stop)

Pukul 05.00 disertai suara rekaman si lea gue bangun dari tidur dan mencoba sekuat tenaga mengumpulkan semua nyawa yang bergelimpangan kemana-mana. Hari ini hari jum.at dan gue punya satu agenda penting yang akhirnya gue ikutin setelah dua kali penyelenggaraan gue gagal ikut. Gowes men!! Sebenernya ini bukan pertama kali diadakan tapi udah yang ketiga kalinya. Yang pertama gowes ke monas dan gue sadar lagi ada di jember. Kota indah nan jauh di peradaban #eh sana maksudnya. Gowes kedua gue gagal ikut gegara sakit dan akhirnya gak merasakan bagaimana indahnya peregangan otot dari bintaro sampai Puspitek dengan berbagai intriknya pas dijalan. Akhirnya si Amal ngajakin lagi buat gowes dan kali ini tujuannya Ragunan. Ragunan men bayangin Ragunan!!. Ee itu tempat apa ya?? *berlagak bego*. Akhirnya karena acara itu gue meninggalkan kebiasaan terpuji setiap hari yaitu tidur lagi setelah sholat subuh demi berlangsungnya acara ini. Persiapan dari mulai pakaian rapi, wangi, muka ganteng, rambut mohawk hingga tampang imut udah gue siapin sebaik-baiknya. Sepeda?? Alhamdulillah sudah disiapkan oleh si Lea. Sesuatu banget. *masang muka mbak syahrini*


Gue pun akhirnya jalan ke air muncrat kampus setelah si ryan mention dan nge-chat gue untuk berangkat. Jam menunjukkan pukul 05.30. dan perlu diingat setengah jam itu bukan gue siapin buat mandi. Gue gak mandi. Yakali ntar kan masih keringetan sekalian aja biar ngehemat air  #alasan. Tampak dari jauh terlihat si Sutan dan Amal yang sudah siap dengan sepeda mereka sendiri-sendiri. Pas hanya beberapa detik disana ada panggilan dari si Lea tentang teman yang meminjamkan sepeda yang tak bangun-bangun dari mimpi indahnya. Seketika itu gue shock dan entah apa yang gue lakuin klo dia cuma dapet pinjeman sepeda satu. Gak mungkin juga gue harus jalan kaki sendirian ke Ragunan. Akhirnya setelah ditelepon dan menyuruh tante penjaga kosan kami pun berhasil meminjam satu sepeda. Satu lagi harus dijemput ke rumah Om temannya si Lea yang jaraknya gak bisa dihitung pakek kilometer tapi menitan. 10 menit katanya. Naek motor *gue langsung pingsan* belum apa buat ngambil sepeda itu gue langsung ditinggal dan Lea dan Temannya dengan santainya naek motor dan bilang “deket pasar ceger ya”. Gue langsung nangis. Gak jauh sih sebenernya tapi klo naek sepeda ya lumayan lah. Gue cuma berpikir positif klo ini mungkin jadi pemanasan buat ke Ragunan dan mungkin aja di tengah jalan ada cewek minta kenalan karena gue yang keren ke pasar Ceger naek sepeda pagi-pagi *salah fokus* *ngarep*.

Kami akhirnya memulai perjalanan jam 7 pagi. Ngaret karena sepeda gue dan Lea. Gak ngaret-ngaret amat lah dari janjian awal jam setengah 6 *lempar sendal*.  Setelah berdoa, gue, Lea, Ryan, Sutan, Geza, Frisa dan Amal capcus ke Ragunan. Asumsi perjalanan ditempus sekitar dua jam.an. awalnya jalan terlihat bersahabat dengan hanya belok kanan dan kiri. Ditengah tengah jalan mulai menanjak agak sedikit tajam dan entah didaerah mana tanjakan mulai tak berperih kesepedaan. Hampir lebih dari 45 derajat dan macet terlihat di tanjakan itu. Gue langsung lemes. Anak-anak mulai turun dari sepeda dan menuntun sepedanya hingga keatas. Sebenarnya halangan bersepeda itu cuma satu yaitu tanjakan dan surga bagi pesepeda itu namanya turunan. Optimisme kami cuma satu yaitu ketika ada tanjakan pasti ada turunan. Tapi kami langsung tersadar bahwa ketika turunan selalu ada tanjakan. *langsung lemes*

Ditengah-tengah perjalanan kami sempatkan untuk sekedar sarapan. Ketakutan gue ketika sarapan dibawah jam 12 itu cuma satu yaitu kebelet kebelakang. Ya itu selalu terjadi. Jadwal gue biasanya jam tujuh.an keatas dan ini kita harus berangkat jam tujuh kebawah. Walhasil perut gue tampak sedikit berdemo rusuh ketika selesai makan. Doa gue saat itu semoga ini isi perut selamat sampai tujuan. Amiinn *sambil nahan kebelakang*

Baru pertama kali itu gue ngelihat keadaan jakarta di jam-jam ngantor meskipun mungkin pas di daerah Fatmawati terlihat ramai lancar tapi pemandangan berbeda selalu terlihat ketika kita bersepeda, naek taxi ataupun bis.  Nyebrang sana, nyebrang sini dan akhirnya terlihat plang yang bertuliskan “Ragunan”. Akhirnya gue sampai men ke Ragunan. Akhirnya juga gue pernah men ke Ragunan selama tiga tahun di sini. *terharu*

foto pas nyampek
Sesampainya di Ragunan kami langsung membeli tiket masuk dan ternyata sepeda juga bisa masuk ke dalam. Ah betapa indahnya keliling ragunan yang luas tanpa jalan kaki. Haha. Terpujilah wahai engkau pejalan kaki dan siap-siap kaki kalian membesar dengan indahnya. Setelah sampai kami beristirahat sejenak di sebuah spot dengan dinding bercorak muka-muka hewan sembari menunggu gue yang lagi menuntaskan misi pagi hari yang tertunda dengan ditemani suara burung yang bilang “Leaaa, Leaaa,Leaa”. Entah kenapa itu anak bukan cuma terkenal di kampus tapi juga di kenal ama sekelompok burung-burung gak jelas.  Kami pun berkeliling diawali dengan melihat-lihat saudara dekat yaitu monyet dan kera dengan berbagai jenisnya dari mulai ekor panjang, ekor pendek, idung pesek, idung mancung, rambut klimis hingga rambut gaya mohawk. Setelah puas kita langsung move on ke bagian burung. Ya burung beneran bukan burung.... ah sudahlah. Banyak burung disana *ya iyalah* dari yang langka hingga lebih langka. Bergerak lebih jauh ke kandang buaya. Saat sampai disana gue bener-bener takjub. Yang gue liat disekelilingnya bener-bener indah. Ya indah. Gue ngeliat aer ngambang. Ya cuma aer butek.  Gak ada satupun buaya yang nongolin idungnya. gue kecewa lah. Ada sih sebenernya tapi cuman nunjukin punggungnya aja. Betapa songongnya itu buaya. Beraninya cuma sembunyi di dalem aer butek. Hari semakin siang dan sholat jum.at semakin mendekat kami pun mempercepat move on dari kandang satu ke kandang lainnya dari mulai kandang singa-singa yang lagi tiduran semua sampai beruang yang juga lagi tiduran. Udara terik mungkin membuat tidur siang menjadi opsi paling tepat bukan saja untuk manusia tetapi juga hewan. Kami berkeliling sembari mencari masjid terdekat.

tebak muka gue yang mana?? *gila*
Setelah sholat jum.at kami pergi ke gedung tempat penangkaran monyet, kera serta kakak gorila. Dari data yang ada setidaknya ada tiga gorila dengan nama depan huruf “k” yang gue inget cuma Kihi. Namanya aja. Wajahnya?? Semua gorila yang ada berwajah sama dan berbulu. Dari ketiganya yang gue panggil Kihi semua gak ada yang noleh. Mungkin mereka takut dengan tampang ganteng gue sehingga gak berani noleh. Takut kesaingi mungkin. Akhirnya setelah berkeliling terpisah –gue ikut golongan frisa dan sutan- , tidur dan nyanyi-nyanyi bentar di deker kandang karantina gorilla kami berkumpul lagi di depan gedung itu dan bersiap untuk pulang. Sebelum pulang kami menyempatkan untuk makan diluar. Asumsi kami makan didalam lebih mahal daripada diluar dan ternyata sama saja. Tanpa terasa uang 40ribu gue yang tersisa di dalam dompet habis tanpa bersisa dan saat itu kami masih di Ragunan. Ada satu pepatah yang gue paling seneng nyebutinnya “jangan khawatir klo lo gak bawa uang selagi lo bawa temen”. Ya pepatah itu selebihnya bener ketika kita kehabisan uang setidaknya dompet temen masih tersisa. Apalagi cewek selalu tidak lupa dengan yang namanya dompet kecuali si Frisa yang selalu lupa bawa dompet dan mute yang selalu bawa dompet tapi lupa isinya -___-“.

Perjalanan pulang ternyata tak sejauh saat berangkat. Mungkin ini sugesti ketika kita selalu menganggap jauh tempat yang belum pernah kita datangi namun terlihat dekat ketika kita sudah pernah kesana. Sekitar setengah lima kami sampai di tempat awal dengan kejadian rantai sepeda ryan nyangkut pas dijalan. Istirahat sebentar dengan membaringkan badan kami tak lantas langsung pulang namun menyempatkan dulu pergi untuk membeli es buah. Seperti pepatah sebelumnya uang didompet gue abis tapi uang di dompet si lea masih berisi. Haha. Magrib pun mengakhiri perjalanan kami hari itu. Akhirnya gue bisa merasakan nge-gowes bareng temen kelas sebelum mungkin kami harus berpisah untuk PKL dan juga kerja nanti. Salah satu pengalaman berharga yang gue dapet dari kalian. Semoga acara ini bisa berlanjut ketika nanti kita bertemu. Gak perlu jauh-jauh yang penting senenglah. Haha. Gowes-Gowes Men!!! :D 

akhirnya... tepaaaarrr..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar