perahu kertas ku kan melaju
membawa surat cinta bagimu
kata kata yang sedikit gila
tapi ini a..(stop)
Pukul 05.00 disertai suara rekaman si
lea gue bangun dari tidur dan mencoba sekuat tenaga mengumpulkan semua nyawa
yang bergelimpangan kemana-mana. Hari ini hari jum.at dan gue punya satu agenda
penting yang akhirnya gue ikutin setelah dua kali penyelenggaraan gue gagal
ikut. Gowes men!! Sebenernya ini bukan pertama kali diadakan tapi udah yang
ketiga kalinya. Yang pertama gowes ke monas dan gue sadar lagi ada di jember. Kota
indah nan jauh di peradaban #eh sana maksudnya. Gowes kedua gue gagal ikut
gegara sakit dan akhirnya gak merasakan bagaimana indahnya peregangan otot dari
bintaro sampai Puspitek dengan berbagai intriknya pas dijalan. Akhirnya si Amal
ngajakin lagi buat gowes dan kali ini tujuannya Ragunan. Ragunan men bayangin
Ragunan!!. Ee itu tempat apa ya?? *berlagak bego*. Akhirnya karena acara itu
gue meninggalkan kebiasaan terpuji setiap hari yaitu tidur lagi setelah sholat
subuh demi berlangsungnya acara ini. Persiapan dari mulai pakaian rapi, wangi,
muka ganteng, rambut mohawk hingga tampang imut udah gue siapin sebaik-baiknya.
Sepeda?? Alhamdulillah sudah disiapkan oleh si Lea. Sesuatu banget. *masang
muka mbak syahrini*
Gue pun akhirnya jalan ke air muncrat
kampus setelah si ryan mention dan nge-chat gue untuk berangkat. Jam menunjukkan
pukul 05.30. dan perlu diingat setengah jam itu bukan gue siapin buat mandi. Gue
gak mandi. Yakali ntar kan masih keringetan sekalian aja biar ngehemat air #alasan. Tampak dari jauh terlihat si Sutan
dan Amal yang sudah siap dengan sepeda mereka sendiri-sendiri. Pas hanya
beberapa detik disana ada panggilan dari si Lea tentang teman yang meminjamkan
sepeda yang tak bangun-bangun dari mimpi indahnya. Seketika itu gue shock dan
entah apa yang gue lakuin klo dia cuma dapet pinjeman sepeda satu. Gak mungkin
juga gue harus jalan kaki sendirian ke Ragunan. Akhirnya setelah ditelepon dan
menyuruh tante penjaga kosan kami pun berhasil meminjam satu sepeda. Satu lagi
harus dijemput ke rumah Om temannya si Lea yang jaraknya gak bisa dihitung
pakek kilometer tapi menitan. 10 menit katanya. Naek motor *gue langsung
pingsan* belum apa buat ngambil sepeda itu gue langsung ditinggal dan Lea dan
Temannya dengan santainya naek motor dan bilang “deket pasar ceger ya”. Gue langsung
nangis. Gak jauh sih sebenernya tapi klo naek sepeda ya lumayan lah. Gue cuma
berpikir positif klo ini mungkin jadi pemanasan buat ke Ragunan dan mungkin aja
di tengah jalan ada cewek minta kenalan karena gue yang keren ke pasar Ceger
naek sepeda pagi-pagi *salah fokus* *ngarep*.
Kami akhirnya memulai perjalanan jam
7 pagi. Ngaret karena sepeda gue dan Lea. Gak ngaret-ngaret amat lah dari
janjian awal jam setengah 6 *lempar sendal*.
Setelah berdoa, gue, Lea, Ryan, Sutan, Geza, Frisa dan Amal capcus ke
Ragunan. Asumsi perjalanan ditempus sekitar dua jam.an. awalnya jalan terlihat
bersahabat dengan hanya belok kanan dan kiri. Ditengah tengah jalan mulai
menanjak agak sedikit tajam dan entah didaerah mana tanjakan mulai tak berperih
kesepedaan. Hampir lebih dari 45 derajat dan macet terlihat di tanjakan itu. Gue
langsung lemes. Anak-anak mulai turun dari sepeda dan menuntun sepedanya hingga
keatas. Sebenarnya halangan bersepeda itu cuma satu yaitu tanjakan dan surga
bagi pesepeda itu namanya turunan. Optimisme kami cuma satu yaitu ketika ada
tanjakan pasti ada turunan. Tapi kami langsung tersadar bahwa ketika turunan
selalu ada tanjakan. *langsung lemes*
Ditengah-tengah perjalanan kami
sempatkan untuk sekedar sarapan. Ketakutan gue ketika sarapan dibawah jam 12
itu cuma satu yaitu kebelet kebelakang. Ya itu selalu terjadi. Jadwal gue
biasanya jam tujuh.an keatas dan ini kita harus berangkat jam tujuh kebawah. Walhasil
perut gue tampak sedikit berdemo rusuh ketika selesai makan. Doa gue saat itu semoga
ini isi perut selamat sampai tujuan. Amiinn *sambil nahan kebelakang*
Baru pertama kali itu gue ngelihat
keadaan jakarta di jam-jam ngantor meskipun mungkin pas di daerah Fatmawati
terlihat ramai lancar tapi pemandangan berbeda selalu terlihat ketika kita
bersepeda, naek taxi ataupun bis. Nyebrang
sana, nyebrang sini dan akhirnya terlihat plang yang bertuliskan “Ragunan”. Akhirnya
gue sampai men ke Ragunan. Akhirnya juga gue pernah men ke Ragunan selama tiga
tahun di sini. *terharu*
foto pas nyampek |
Sesampainya di Ragunan kami langsung
membeli tiket masuk dan ternyata sepeda juga bisa masuk ke dalam. Ah betapa
indahnya keliling ragunan yang luas tanpa jalan kaki. Haha. Terpujilah wahai
engkau pejalan kaki dan siap-siap kaki kalian membesar dengan indahnya. Setelah
sampai kami beristirahat sejenak di sebuah spot dengan dinding bercorak
muka-muka hewan sembari menunggu gue yang lagi menuntaskan misi pagi hari yang
tertunda dengan ditemani suara burung yang bilang “Leaaa, Leaaa,Leaa”. Entah kenapa
itu anak bukan cuma terkenal di kampus tapi juga di kenal ama sekelompok
burung-burung gak jelas. Kami pun
berkeliling diawali dengan melihat-lihat saudara dekat yaitu monyet dan kera
dengan berbagai jenisnya dari mulai ekor panjang, ekor pendek, idung pesek,
idung mancung, rambut klimis hingga rambut gaya mohawk. Setelah puas kita
langsung move on ke bagian burung. Ya burung beneran bukan burung.... ah
sudahlah. Banyak burung disana *ya iyalah* dari yang langka hingga lebih
langka. Bergerak lebih jauh ke kandang buaya. Saat sampai disana gue
bener-bener takjub. Yang gue liat disekelilingnya bener-bener indah. Ya indah. Gue
ngeliat aer ngambang. Ya cuma aer butek. Gak ada satupun buaya yang nongolin idungnya. gue
kecewa lah. Ada sih sebenernya tapi cuman nunjukin punggungnya aja. Betapa songongnya
itu buaya. Beraninya cuma sembunyi di dalem aer butek. Hari semakin siang dan
sholat jum.at semakin mendekat kami pun mempercepat move on dari kandang satu
ke kandang lainnya dari mulai kandang singa-singa yang lagi tiduran semua
sampai beruang yang juga lagi tiduran. Udara terik mungkin membuat tidur siang
menjadi opsi paling tepat bukan saja untuk manusia tetapi juga hewan. Kami berkeliling
sembari mencari masjid terdekat.
tebak muka gue yang mana?? *gila* |
Setelah sholat jum.at kami pergi ke
gedung tempat penangkaran monyet, kera serta kakak gorila. Dari data yang ada
setidaknya ada tiga gorila dengan nama depan huruf “k” yang gue inget cuma Kihi.
Namanya aja. Wajahnya?? Semua gorila yang ada berwajah sama dan berbulu. Dari ketiganya
yang gue panggil Kihi semua gak ada yang noleh. Mungkin mereka takut dengan
tampang ganteng gue sehingga gak berani noleh. Takut kesaingi mungkin. Akhirnya
setelah berkeliling terpisah –gue ikut golongan frisa dan sutan- , tidur dan
nyanyi-nyanyi bentar di deker kandang karantina gorilla kami berkumpul lagi di
depan gedung itu dan bersiap untuk pulang. Sebelum pulang kami menyempatkan
untuk makan diluar. Asumsi kami makan didalam lebih mahal daripada diluar dan
ternyata sama saja. Tanpa terasa uang 40ribu gue yang tersisa di dalam dompet
habis tanpa bersisa dan saat itu kami masih di Ragunan. Ada satu pepatah yang
gue paling seneng nyebutinnya “jangan khawatir klo lo gak bawa uang selagi lo
bawa temen”. Ya pepatah itu selebihnya bener ketika kita kehabisan uang
setidaknya dompet temen masih tersisa. Apalagi cewek selalu tidak lupa dengan
yang namanya dompet kecuali si Frisa yang selalu lupa bawa dompet dan mute yang
selalu bawa dompet tapi lupa isinya -___-“.
Perjalanan pulang ternyata tak sejauh
saat berangkat. Mungkin ini sugesti ketika kita selalu menganggap jauh tempat
yang belum pernah kita datangi namun terlihat dekat ketika kita sudah pernah
kesana. Sekitar setengah lima kami sampai di tempat awal dengan kejadian rantai
sepeda ryan nyangkut pas dijalan. Istirahat sebentar dengan membaringkan badan
kami tak lantas langsung pulang namun menyempatkan dulu pergi untuk membeli es
buah. Seperti pepatah sebelumnya uang didompet gue abis tapi uang di dompet si
lea masih berisi. Haha. Magrib pun mengakhiri perjalanan kami hari itu. Akhirnya
gue bisa merasakan nge-gowes bareng temen kelas sebelum mungkin kami harus
berpisah untuk PKL dan juga kerja nanti. Salah satu pengalaman berharga yang
gue dapet dari kalian. Semoga acara ini bisa berlanjut ketika nanti kita
bertemu. Gak perlu jauh-jauh yang penting senenglah. Haha. Gowes-Gowes Men!!!
:D
akhirnya... tepaaaarrr.. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar