Kamis, 28 Maret 2013

Take Home Test!!!


“aduh gue belum belajar ini”

“ini sulit banget”

“ganbate!! Gue pasti bisa”

“bismillah!!”

Mungkin kata-kata itu yang bakalan terpampang selama seminggu pas UTS atau UAS datang di kampus gue. Sampai-sampai ada sebuah kata laknat mungkin yang biasa disebutin pas mau UTS. Namanya Psywar. Ya, permainan mental ini sangat populer di kampus gue entah kenapa padahal pas SMA juga biasa-biasa aja. Cuman gondok mungkin yang ada pas si yang ngomong dapet nilai bagus #sama aja.


Tapi malam itu keadaannya beda psywar  yang diucapin juga beda bukan “sulit” “susah” atau “masih gak ngerti” tapi berubah menjadi “aduh masih lima halaman ini”. Ya kita ujian KSPK besok dan ujiannya Take Home Test. Bayangin ujian Take Home Test di tengah gersangnya otak gara-gara kepanasan ama kisi-kisi tiap hari dan soal-soal UTS yang menghancurkan hati #ini lebay. Terdapat empat soal didalamnya yang pertanyaannya tentang target-target hidup kita dari sekarang sampai sepuluh tahun mendatang dan target akhirnya. KEPO BANGET kan pelajaran ini?? Gue aja belum pernah berpikir dua taun lagi bakalan jadi kakak angkatnya Ghaida dan diangkat anak ama pak Obama ini malah nanya sepuluh tahun mendatang. Jelasnya gue bingung mulai dari mana ini.

Ketika kebingungan itu melanda akhirnya gue mencoba untuk perlahan-lahan menulis tentang rencana hidup gue. Pertanyaan pertama tentang final goal. Yang gue tau itu tujuan akhir hidup ya mati dan gue tulis itu dengan berbagai alasan yang gue sendiri bingung ngebacanya. Move on ke pertanyaan kedua tentang rencana jangka menengah untuk mencapai tujuan akhir. Seketika gue bingung. Haruskah gue mendirikan pabrik pembuat tali dan perkebunan toge terus pas talinya udah jadi dan togenya tumbuh besar gue gelantungan disitu dengan lidah melet?? Gue belum kawiiinnn #apasih. Intinya gue bingung mau ngomong apa.an eh nulis maksudnya pas nomer ke dua. Belum lagi harus sesuai dengan piramida Maslow. Gimana mau sesuai orang gue juga gak pernah kenal ama Pak Maslow. Kan kita belom sehati jadi belom bisa menyatukan rencana hidup #Plakkkk.

Pertanyaan ketiga tentang rencana sepuluh tahun kedepan dari mulai tahun ini. Tahun pertama lancar. Kedua lancar lah. Ketiga sedikit agak lancar. Keempat lll..aaanncar sih. Ke lima #Blank. Keenam lebih #Blank. Ketujuh *tutup Word dan langsung maen PES*. Bingung sebingung bingungnya lah ini. Oke mencoba move on ke pertanyaan ke empat tentang bantuan yang dibutuhkan dar dosen. Nah klo gini kan enak. Tinggal tulis yang baek-baek dengan sedikit embel-embel terima kasih udah selesai. Kurang dua nomer lagi yaitu nomernya pak Maslow ama pertanyaan paling KEPO yang pernah gue terima. Akhirnya dengan segenap imajinasi ngawur gue tulis jawaban dua pertanyaan itu. Selesai dengan jumlah 2 lembar. Sip. Ganti font 12 spasi 1,5 dengan rata atas,bawah,kiri,kanan sedemikian rupa dan #Jegeeerrrr 3 halaman. Gue hebat!!

Dengan penuh muka bangga gue tidur ganteng dan merencanakan nge-print besok paginya. Pas pagi datang dengan mata yang masih penuh belek gue berusaha melihat timeline kali aja masih ada yang nulis setengah halaman. Tertera twit dengan akun @leanita_ika disana.

“berapa halaman bu dhe?” tanyaku

“ini baru 5 *masih nomer 3” Retweetnya

#Shock #Kaget pagi itu. Dia masih nomer 3 dan udah 5 halaman sedangkan gue dengan berbagai cara dan upaya semua pertanyaan selesai dengan font dan spasi mengada-ada baru 3 halaman. Down Seketika. Gue coba tanya ke yang lain kali ini dijawab ama seorang anak anggaran.

“Temenku ada yang 19 malah” jawabnya

Uannnjj****rrr lah 19 halaman. Dia mau ujian apa bikin novel. Gue aja udah megap-megap 3 halaman ini. Akhirnya dengan terpaksa gue keluarkan jurus kepepet. Dengan indra keenam gue buat menerawang masa depan akhirnya kertas yang 3 lembar menjadi empat lembar dan gue udah kehilangan energi pagi itu cuman buat nambah sehalaman aja *Serasa orang cupu banget lah*. Tapi mau ginama lagi otak gue udah nyuruh berhenti buat mikirin yang belom bisa gue terawang. Yak 4 halaman lah Yosh aja.

“yang penting kualitas isi ul ketimbang kuantitas” kata si Dije pas dulu dan gue akhirnya menganggap bahwa tulisan gue meskipun Cuma empat lembar tapi berkualitas. Sekedar menghibur diri. Setidaknya gue gak nulis kalo lima tahun lagi gue jadi Naruto dan sepuluh tahun kemudian jadi Hokage. #Yakali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar