Minggu, 08 Desember 2013

Playdoohhh

“mau kemana kau?? Pasti playdoh ya??” dan yang ditanyai mengangguk sambil senyum.

Ya seminggu yang lalu saat hari jumat tinggal hitungan tiga jari, amal mengajak kami ( sebagian yang ikut) untuk membahas kelanjutan playdough kelas yang nantinya bakalan dipampang di depan Studen Center kampus. “ Go Green” itu awal dari tema yang kami angkat. Ee.. kelompok si amal sih awalnya. Tepat jam dua bertempat di STAN Line (jenis kafe di kampus gue) kami membahas proyek “besar” itu dengan waktu yang sangat mepet. Banyak usulan bagus sih dari mulai tanam pohon
kurangi pajak, pohon asuh sampai-sampai konsep indonesia bersepeda yang pas di kelas kalah saing #eh. Oh ya gue belum ngasih tau. Sebenernya ini adalah salah satu bagian tugas dari mata kuliah kami. Bukan kesenian. Coba deh bayangin lagi jurusan akuntansi ada pelajaran kesenian. Gak mungkin. Pokoknya gak mungkin. Jadi awalnya kami di bagi tujuh kelompok dan tiap kelompok disuruh bikin suatu gambaran entah 3D atau 2D dari playdough. Tau playdoh kan?? Tanya deh ke mbah google klo gak tau.

Kami berkumpul di kosan Sutan hari kamis pagi. Pas karena kami libur hari itu. Jarkom tertulis ngumpul jam setengah delapan dan seperti yang kita tau bersama itu hanya ilusi belaka. Kami mulai bergerak sekitar pukul sepuluhan lah. Dan gue dateng jam sembilan. Bukannya mau telat tapi gak enak aja klo gak telat #lempar bata. Disinilah dimulai proses pembuatan playdoh spektakuler kelas awak eh beta eh gue. Perdebatan panjang terjadi karena kami ingin menyatukan ide-ide playdoh per kelompok ke dalam konsep kelompok si Amal yang jadi pemenang. Akhirnya tercetus ide one tree for one house. Konsep kelompok lain yang kami “wah” kan.

Setelah bekerja mati-matian selama sekitar empat hari empat malam –serasa kosan udah pindah ke kosan sutan- dan hampir non-stop akhirnya kami selesai membuat sebuah playdoh yang ukurannya beberapa kalilipat dari bayangan kami. Menghabiskan sekitar tiga (gak tau satuannya) gabus. Buat alas dua dan buat penopang gunung spektakuler kami satu.

tampak depan
Yang lupa kami perhitungkan sebelumnya yaitu jarak antara kosan si Sutan dengan gedung kampus yang harus kami datangi bisa dibilamg cukup jauh. Dengan semangat 48 sembari ngebayangin di kipasin Nabila pas di sana kami membawa playdoh dengan di pisah menjadi dua bagian secara hati-hati. Biasanya lama waktu tempuh cuma sekitar sepuluh menit, dengan membawa playdoh berat itu dan masih berdempet-dempetan ama kelas lain yang juga bawa playdohnya, waktu tempuh menjadi sekitar setengah jaman dengan bau ketek kami yang menjadi-jadi. Berat dan TEGANG men. Eee... maksudnya karena takut jatuh makannya tegang.

Sesampainya di sana terlihat playdoh kami bisa dibilang cukup besar dari playdoh-playdoh lainnya. “haha playdohnya seiprit” gue teriak sambil nunjuk-nunjuk playdoh yang di samping.... dalam hati. Cara penjuriannya cukup aneh menurut gue. Setiap mahasiswa dan dosen memilih salah satu dari playdoh yang ada dengan kertas yang udah di kasih satu per satu. Logikanya anak kelas pasti bakalan milih kelasnya. Dan pemenang mungkin bakalan di tentuin dengan suara dari para dosen, para mahasiswa yang kelasnya gak bikin playdoh dan para mahasiswa yang murtad ama kelasnya sendiri.

Hasrat kami menggebu-gebu teriak sana-sini buat milih playdoh bikinan kami. Tapi semua itu berubah sejak negara api menyerang. Eh maksudnya sejak diumumkan kalau playdoh tidak boleh lebih dari dua kilo. Kita langsung lemes. Gak ada pemberitahun dari dosen sebelumnya. Entah mau ngomong apa.

Namun di diskualifikasi atau enggak, menang atau gak menang seenggaknya dengan membuat playdoh ini kelas gue makin bisa ngumpul selain buat makan-makan. Gak ada yang sia-sia di empat hari empat malam pembuatan playdoh itu. Meskipun gak menang seenggaknya playdoh kami bisa kami bilang keren. Keren banget malahan. Meskipun rencana buat gunungnya meletus dan mengeluarkan asap gagal tapi kami bangga saat secara tak menyangka bisa membuat sebuah playdoh sebesar dan sekeren itu!!
awalnya pengen buat badminton, eh jadinya voli


lebih mirip sadako lagi naek ayunan ketimbang seorang cewek

pas jadi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar