Rabu, 11 Desember 2013

Pe Ka eL

SURABAYA!!! SALAM SATU JIWA AREMANIAA!! *dikejar-kejar BONEK*

Pagi buta itu gue akhirnya telah menginjakkan kaki di tanah kota pahlawan. Surabaya men. Tempat yang gak gue duga-duga bakalan PKL di tempat ini. Ya awalnya gue memilih Pemda Jember sebagai tempat gue bernaung selama sebulan menjalankan kewajiban tugas kampus namun akhirnya semua berubah setelah peraturan baru menyerang. Angkatan gue dilarang PKL di pemda. Akhirnya gue Cuma bisa merenung, pergi ke pancuran, diem di pojokan dan nagis gak karuan (hanya fiktif belaka). Mimpi gue yang semula bakalan enak makan dirumah gratis dan dapet uang jajan yang gak bakalan terpakai pupus sudah. Gue akhirnya memilih Surabaya setelah memikirkan bahwa di Malang gue minim temen sekota. Ya setelah berkoordinasi dengan temen sekosan dan se organda yang nasibnya sama seperti gue. Diusir dari tanah kelahiran. Akhirnya memutuskan untuk memilih satu kantor yang sama di daerah Simokerto. Tau simokerto kan? Gue aja baru tahu pas sampai di sana. Ternyata ada nama Simokerto di Surabaya. Yg gue tau pas di Surabaya itu cuma Bungurasih, Gubeng, UNAIR, Angkot T2 dan *ehem-ehem* gue :3 #plak.

Minggu, 08 Desember 2013

Playdoohhh

“mau kemana kau?? Pasti playdoh ya??” dan yang ditanyai mengangguk sambil senyum.

Ya seminggu yang lalu saat hari jumat tinggal hitungan tiga jari, amal mengajak kami ( sebagian yang ikut) untuk membahas kelanjutan playdough kelas yang nantinya bakalan dipampang di depan Studen Center kampus. “ Go Green” itu awal dari tema yang kami angkat. Ee.. kelompok si amal sih awalnya. Tepat jam dua bertempat di STAN Line (jenis kafe di kampus gue) kami membahas proyek “besar” itu dengan waktu yang sangat mepet. Banyak usulan bagus sih dari mulai tanam pohon

Senin, 02 Desember 2013

Wis...Udaahhhh!!

Jam menunjukkan pukul tujuh ketika kaki gue menginjak tanah Jakarta. Setelah semalaman perut gue terombang- ambing dengan yang namanya kursi tarif bawah eksekutif kereta. Tempat duduk berada tepat di atas roda gerbong dan seeksekutif-eksekutifnya kereta tetep aja goncangan roda itu keras bung! Sejak itu gue kembali sadar kalau ada harga ada rupa. *sigh*

Hari ini gue kembali ke Jakarta untuk menunaikan acara wisuda dengan keluarga kecil gue tercinta. Saat sampai di stasiun kami langsung bergegas ke depan untuk mencari taksi. Sebenernya bisa sih naik bis tapi gue udah lupa gang mana gue harus turun.

“buk naek taksi, maksimal palingan 100 rb” pinta gue dan seketika itu ibu mengiyakan ajakan gue. Maklum baru kali ini keluarga gue menginjakkan kaki di ibu kota.