Bikin Heboh dan Binal. Mungkin dua
kata itu yang bisa diungkapkan untuk dua makrab kelas gue di tingkat tiga. Bikin
heboh. Ya itu untuk makrab pertama. Makrab yang diadakan di ujung genteng itu
berawal dengan heboh dan hampir berakhir dengan heboh pula. Kami berangkat
malam hari hampir dini hari mungkin. Jarkom jam sepuluh dengan kedatangan bis
sekitar jam dua belas dan perjalanan sekitar lima jam-an untuk sampai ditempat.
Lama pakek bangetlah. Saat diperjalanan terlihat semua anak... tidur. Pastinya.
Gue?? Jelek-jelek gini gue juga manusia yang butuh tidur. Intinya kita semua
tidur di bis sembari beberapa anak dengan isengnya memfoto kami yang telah
berwisata ke alam mimpi sembari mangap. Kehebohan ini terjadi sesaat kami akan
menuju villa dekat pantai. Ya iyalah deket pantai -__-“. Dalam perjalanan
kurang dari satu kilometer-an lagi bus kami terperosok ke pasir dan akhirnya
harus rela bermalam disana dan kebanjiran di malam hari saat air pasang.
Kehebohan ini bermula saat akhirnya
ada hape temen gue yang dapet sinyal buat sekedar nge-cek TL twitternya. Saat kami
berada di puncak kesenangan *ee bentar agak rancu*. Saat kami lagi
seneng-seneng dan hidup tenang dengan pemandangan laut dan bis yang terperosok
dengan indahnya kabar heboh itu datang. Bis kami hanya terperosok ke dalam
pasir sejauh beberapa senti dan di TL mereka bilang bis kami terperosok di
jurang, bisnya bergelinding dan kami dilarikan ke rumah sakit. Entah bagaimana
cara berfikir si penyebar twit pertama. Sontak kami kaget sekaligus tertawa
terbahak-bahak. Ada temen kosan dari temen gue yang sms nanya kabar kebenaran
ada juga yang sms apa uangnya cukup buat berobat. Dan ternyata temen kos gue
juga begitu perhatian. Mereka sms gue pagi-pagi *terharu*.
(dalam bahasa jawa yang sudah
ditranslate sesuai EYD yang gue tau)
“ul katanya bismu masuk jurang, kamu
gak papa?”
“enggak kok”
“oh oke”
Dan hanya itu. Udah gitu aja?? *gue
lari ke tengah laut* yah seenggaknya mereka sms. Klo dibales terus-terusan dan
lebih intim ntr dikiranya maho. Amit-amit *ngelus-ngelus perut*. Disitulah letak
kehebohan pertama. Kehebohan kedua terjadi saat malam pembakaran kembang api. Kembang
api mahal 20 ribuan udah disiapin ama panitia. Semua ada di bawah tepat di
depan villa kami yang terbuat dari kayu dan rotan. Saat itu gue ada di samping
TKP lagi mempersiapkan bahan-bahan untuk mereka (temen-temen) makan. Dari mulai
bawang merah, putih, cabe, bumbu penyedap sampai racun tikus dan serangga
*minta digantung*. Saat itu terlihat si Edo dengan pede-nya memegang salah satu
kembang api. Yang muncul di benak saat itu adalah dia sudah pro untuk urusan
perkembangapian dan berani membakarnya. Tembakan pertama dari sekitar lima tembakan
per satu kembang api *nahloh bingung* meluncur dengan indahnya dengan sudut
elevasi yang sedikit mendekati 180 derajat. Kami kaget sontak *eh. Kami sontak
kaget. Malam indah itu berubah hampir menjadi bencana. Dapur berada tepat
disamping villa dan tiba-tiba si Edo melempar ke tanah kembang api yang masih
aktif itu. Tembakan kedua langsung
menuju ke villa dan duaarrr. Villa masih kokoh berdiri tegap sembari yang
didalam lari keluar dan kaget. Kami pun langsung tiarap dan entah mau apa. Seketika
itu Hiruma *bukan nama asli* dengan gagahnya mengambil dan memegang kembang api
dengan sudut elevasi yang benar. Kami pun tenang sambil memperhatikan Edo yang
tertawa manis. Entah apa jadinya klo sampai masuk ke dapur dengan penuh bahan
peledak gas LPG. Gue cuma bisa geleng-geleng dan gak mau ngebayanginya. Mungkin
kami bisa jadi cumi bakar saos tiram.
Makrab ke dua kami diselenggarakan di
daerah puncak. Makrab kali ini lebih ke
makrab ke-Binalan. Ya, jargonnya ada bisa menjadi saksi kebinalan makrab ini.
“are you feelling sexy
today??”
“i am super sexy baby,
aaahhhhhh uhhhh yeaaaahh” .
(Cuma sampai “aaahh aja” selebihnya
kelebay.an dari penulis biar lebih terdramatisir)
Bukan Cuma jargon, nama kelompok pun
lebih binal lagi dari mulai bisek (bibir seksi) sampai pisang (artikan
sendiri). Nama –nama kuisnya pun gak kalah binal seperti lomba pecah air
ketuban sampai... sangking binalnya gue lupa nama-namanya. Maklum gue kan innocent *lempar sepatu massal*. Dan sontak anak-anak berubah jadi binal. Gue enggak
berubah hanya mengikuti arus kebinalan *sama aja*. Lomba drama pun gak kalah
binal dari mulai cerita bolang yang nikah ama pangeran dan dengan unyunya
manggil papa sama ayah dan punya anak lagi –kali ini gue gak bisa mikir gimana
caranya- sampai cerita tiga banci bersaudara. Seru, Ngakak plus tetep Binal broo. Haha. Tapi
hal aneh terjadi malamnya ketika kami sedang asik mempertontonkan drama tetiba
lampu mati. Semua awalnya kemudian hidup dan mati lagi. Kali ini hanya villa
kami. Hal ini terjadi tiga kali. Mistis?? Menakutkan?? Enggak kami tetep binal
kok setelahnya. Haha. Dua makrab terakhir yang begitu mengenang dengan
orang-orang yang sama pula tapi korlak yang berbeda. Big thanks to our “korlak”
Fachol dan segenap panitia pelaksana untuk kehebohan makrab pertama dan “korlak” Ryan serta seksi acara dan panitia lainnya untuk
Kebinalan makrab kedua.
*applause*
Saranghae :D
makrab pertama |
makrab kedua |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar