Jumat, 24 Mei 2013

Dari Heboh Hingga Binal

Bikin Heboh dan Binal. Mungkin dua kata itu yang bisa diungkapkan untuk dua makrab kelas gue di tingkat tiga. Bikin heboh. Ya itu untuk makrab pertama. Makrab yang diadakan di ujung genteng itu berawal dengan heboh dan hampir berakhir dengan heboh pula. Kami berangkat malam hari hampir dini hari mungkin. Jarkom jam sepuluh dengan kedatangan bis sekitar jam dua belas dan perjalanan sekitar lima jam-an untuk sampai ditempat. Lama pakek bangetlah. Saat diperjalanan terlihat semua anak... tidur. Pastinya. Gue?? Jelek-jelek gini gue juga manusia yang butuh tidur. Intinya kita semua tidur di bis sembari beberapa anak dengan isengnya memfoto kami yang telah berwisata ke alam mimpi sembari mangap. Kehebohan ini terjadi sesaat kami akan menuju villa dekat pantai. Ya iyalah deket pantai -__-“. Dalam perjalanan kurang dari satu kilometer-an lagi bus kami terperosok ke pasir dan akhirnya harus rela bermalam disana dan kebanjiran di malam hari saat air pasang.


Kehebohan ini bermula saat akhirnya ada hape temen gue yang dapet sinyal buat sekedar nge-cek TL twitternya. Saat kami berada di puncak kesenangan *ee bentar agak rancu*. Saat kami lagi seneng-seneng dan hidup tenang dengan pemandangan laut dan bis yang terperosok dengan indahnya kabar heboh itu datang. Bis kami hanya terperosok ke dalam pasir sejauh beberapa senti dan di TL mereka bilang bis kami terperosok di jurang, bisnya bergelinding dan kami dilarikan ke rumah sakit. Entah bagaimana cara berfikir si penyebar twit pertama. Sontak kami kaget sekaligus tertawa terbahak-bahak. Ada temen kosan dari temen gue yang sms nanya kabar kebenaran ada juga yang sms apa uangnya cukup buat berobat. Dan ternyata temen kos gue juga begitu perhatian. Mereka sms gue pagi-pagi *terharu*.

(dalam bahasa jawa yang sudah ditranslate sesuai EYD yang gue tau)

“ul katanya bismu masuk jurang, kamu gak papa?”

 “enggak kok”

“oh oke”

Dan hanya itu. Udah gitu aja?? *gue lari ke tengah laut* yah seenggaknya mereka sms. Klo dibales terus-terusan dan lebih intim ntr dikiranya maho. Amit-amit *ngelus-ngelus perut*. Disitulah letak kehebohan pertama. Kehebohan kedua terjadi saat malam pembakaran kembang api. Kembang api mahal 20 ribuan udah disiapin ama panitia. Semua ada di bawah tepat di depan villa kami yang terbuat dari kayu dan rotan. Saat itu gue ada di samping TKP lagi mempersiapkan bahan-bahan untuk mereka (temen-temen) makan. Dari mulai bawang merah, putih, cabe, bumbu penyedap sampai racun tikus dan serangga *minta digantung*. Saat itu terlihat si Edo dengan pede-nya memegang salah satu kembang api. Yang muncul di benak saat itu adalah dia sudah pro untuk urusan perkembangapian dan berani membakarnya. Tembakan pertama dari sekitar lima tembakan per satu kembang api *nahloh bingung* meluncur dengan indahnya dengan sudut elevasi yang sedikit mendekati 180 derajat. Kami kaget sontak *eh. Kami sontak kaget. Malam indah itu berubah hampir menjadi bencana. Dapur berada tepat disamping villa dan tiba-tiba si Edo melempar ke tanah kembang api yang masih aktif itu.  Tembakan kedua langsung menuju ke villa dan duaarrr. Villa masih kokoh berdiri tegap sembari yang didalam lari keluar dan kaget. Kami pun langsung tiarap dan entah mau apa. Seketika itu Hiruma *bukan nama asli* dengan gagahnya mengambil dan memegang kembang api dengan sudut elevasi yang benar. Kami pun tenang sambil memperhatikan Edo yang tertawa manis. Entah apa jadinya klo sampai masuk ke dapur dengan penuh bahan peledak gas LPG. Gue cuma bisa geleng-geleng dan gak mau ngebayanginya. Mungkin kami bisa jadi cumi bakar saos tiram.

Makrab ke dua kami diselenggarakan di daerah puncak. Makrab kali ini  lebih ke makrab ke-Binalan. Ya, jargonnya ada bisa menjadi saksi kebinalan makrab ini.

“are you feelling sexy today??”
“i am super sexy baby, aaahhhhhh uhhhh yeaaaahh” .

(Cuma sampai “aaahh aja” selebihnya kelebay.an dari penulis biar lebih terdramatisir)


Bukan Cuma jargon, nama kelompok pun lebih binal lagi dari mulai bisek (bibir seksi) sampai pisang (artikan sendiri). Nama –nama kuisnya pun gak kalah binal seperti lomba pecah air ketuban sampai... sangking binalnya gue lupa nama-namanya. Maklum gue kan innocent *lempar sepatu massal*.  Dan sontak anak-anak berubah jadi binal. Gue enggak berubah hanya mengikuti arus kebinalan *sama aja*. Lomba drama pun gak kalah binal dari mulai cerita bolang yang nikah ama pangeran dan dengan unyunya manggil papa sama ayah dan punya anak lagi –kali ini gue gak bisa mikir gimana caranya- sampai cerita tiga banci bersaudara.  Seru, Ngakak plus tetep Binal broo. Haha. Tapi hal aneh terjadi malamnya ketika kami sedang asik mempertontonkan drama tetiba lampu mati. Semua awalnya kemudian hidup dan mati lagi. Kali ini hanya villa kami. Hal ini terjadi tiga kali. Mistis?? Menakutkan?? Enggak kami tetep binal kok setelahnya. Haha. Dua makrab terakhir yang begitu mengenang dengan orang-orang yang sama pula tapi korlak yang berbeda. Big thanks to our “korlak” Fachol dan segenap panitia pelaksana untuk kehebohan makrab pertama dan “korlak” Ryan serta seksi acara dan panitia lainnya untuk Kebinalan makrab kedua. 
*applause*

Super thanks to Morganensis
Saranghae :D


makrab pertama
makrab kedua





Tidak ada komentar:

Posting Komentar