Dua minggu mungkin bakalan terasa bentar ketika gue
ada di rumah, leyeh-leyeh dan tinggal nunggu panggilan sayang dari ibu “ki,
makan”. Ya panggilan kiki akrab di telinga yang klo gue sebutin ke temen-temen
sekarang mereka merasa jijik dan menganggap gue sok unyu dengan pangiilan
tersebut. Liburan ini bakalan jadi liburan terpanjang yang pernah ada menurut
gue. Biasanya tas udah menumpuk untuk siap cipika-cipiki dengan ayah ibu tapi
hati berkehendak lain. Gue gak mudik.
Rencana awal liburan bakalan dihabisin dengan
jalan-jalan kemana-mana sekitaran Jakarta akhirnya pupus sudah dengan rencana
ryan, geza, frisa dan amal yang ingin pergi ke jogja. Sempat pengen ikut di
menit-menit akhir namun sayang pak penjual tiket kereta belum sehati dengan gue
dan akhirnya bisa dipastikan gue membusuk dengan indahnya di kosan selama dua
minggu.
Hari sabtu itu ternyata ada seorang teman dekat yang
seprofesi sebagai anak kosan yang sedang dalam taraf kebosanan tinggi mengajak
untuk sekedar jalan-jalan ke mall dekat kampus. Gue pun langsung mengiyakannya
secara gue yang ngajak duluan. Sayang itu hanya bertahan semalam saja dan
selanjutnya pembusukan itu berjalan seperti rencana.
Bangun tidur, say hello sama alarm hape, idupin
leptop, buka twitter dan fb terus ditinggal tidur seraya menunggu jam matahari
tepat di atas kepala. Setengah hari udah gue selesaiin dan dilanjutkan dengan
mantelengin leptop sampai bintang-bintang menari indah dan mata udah mulai
bosan untuk dibuka. Gue tidur. Dan sehari udah gue lewatin. Bayangkan itu
terjadi selama dua minggu secara konstan dan tanpa ada penambahan kegiatan
apapun.
Rasa menyesal ini juga makin bertambah ketika sebuah
sms dari Ayien (teman SMA) berkumandang. “ul, ayok ikut jalan-jalan besok ke (menyebutkan
sebuah tempat di daerah gue lahir) ”*Gue langsung nangis guling-guling di
kasur*. Entah kenapa ajakan ini baru muncul ketika gue memutuskan dengan
gagahnya gak mau pulang dan menetap di kosan.
Akhirnya dua minggu berhasil menjadikan gue seperti
vampir yang gak suka ama sinar matahari dan lebih memilih tidur di siang hari
tanpa tau keadaan diluar sana. Kadang kala keputusan harus dipikir lebih
matang. #sigh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar