Entah mulai kapan aku terserang virus korea. Seingatku
pas temen kosan membeli harddisk untuk pertama kalinya dan langsung diisi
dengan banyak video2 yang menyangkut SNSD. Dulu sih sempet gak terlalu begitu
menarik perhatian. Ketika teman menunjukkan sebuah variety show Runningman aku
hanya melihatnya sekilas dan merasa tak tertarik dengan bahasa aneh yang
digunakannya. Karma mungkin terjadi. Setelah temanku menonton RunningMan ketika
aku sedang berada di kamarnya. Pada saat itu kalau tidak salah bintang tamunya
SNSD. Dan entah kenapa semakin dilihat semakin ingin tahu tentang variety show
itu. Daaannn akhirnya saya juga menyukainya. Sebuah variety show dari negeri
yang tak begitu aku kenal yang dulunya aku melempar muka saat ia ditonton
teman2ku dan sekarang aku mengemis2
untuk bisa mendapatkan episode selanjutnya yang tak bisa aku download sendiri.
Dampak tak langsung dari kesukaaan ini tentunya juga
ingin tahu tentang bahasa yang mereka pakai. Maklum lah setidaknya mungkin
terlihat keren dan romantis jika bisa bahasa Korea itu (menurutku). Pelan2 aku
mulai tahu kata2 yang mereka pakai mulai dari saranghae, mianhae, ne, daebak dan
gomawo. Banyak kata2 itu yang aku ulang2 ketika bertemu dengan teman sekelas. Dan
ternyata ada tanggapan positif dari beberapa anak saat itu bagaimana mereka
juga ingin tau arti dari kata2 yang aku lontarkan dengan rasa percaya diri yang
tinggi itu. Urusan salah mengartikannya bisa dipikir belakangan yang penting
tau lah.
Saat itu kami (hampir seperempat kelas) sedang tentir
demi UTS AKM yang lebih baik.
“gomawo epiii” seruku kepada si Epi yang menjadi
tentor saat itu dan diikuti oleh si Masi dan Melda juga.
“eh ul, opo iku artine (apa itu artinya)?” tanya si
Waluyo
“matur nuwun (terima kasih) wal artine” jawabku
“oh lek Daebak kuwi opo??” terusnya
“ oh iku semacam “wah” ngunu lah” jawabku tanpa bisa
mendeskripsikan secara jelas
Terlihat ekspresi
yang sedikit bingung dari muka si waluyo
“semacam hebat ngunu wal” seru si Masi
“oohh,, Epi Daebak!!” serunya tiba2 dengan omongan medoknya yang membuat kami tertawa
mendengarnya.
“Epi gomaho” seru si Agan dengan menyipitkan matanya
seraya tertawa.
“gomawo gan gomawo kuduk (bukan) gomaho” timpaku
kepadanya.
“oh iyo gomawo” terusnya
"lek kuwi opo ul??" tanya si waluyo
"terima kasih wal artine"
"ohh Epi DAEBAK!! Epi gomawo" serunya tanpa tau apakah itu benar atau salah.
Kami pun tertawa mendengar kedua anak ini mencoba
mempraktekkan kata2 korea dengan medok parah yang mereka miliki dan hal itu juga
membuat kami terhibur hingga tertawa terbahak2. Kata2 gomawo pun terus disalah
gunakan dengan kata Gomaho oleh si Agan sebagai bahan bercandaan. Entah apa
yang dia pikirkan dengan kata “gomaho” ciptaannya itu.
Sejak saat itu tiap ada sesuatu yang bisa dikatakan “DAEBAK”
si waluyo selalu meneriakkan kata2 yang berarti hebat itu. Dan mungkin yang
perlu ia perbaiki adalah bahwa untuk saranghae
jangan diterapkan untuk dikatakan kepada teman laki2. -____-“